Kamis, 02 Juni 2011

renungan mencari jati diri

Kala itu aku duduk termenung memikirnkan siapa diriku, kamar kecil berdiamater 3x4 meter itulah tempat tinggalku, suka dukaa kualami di tempat yang aku sebut dengan gua perenungan. Walau kecil tapi tempat itu bermakna bagi diriku, kurajut mimpi-mimpi indah untuk mencapai masa depan di tempat ini. Walau terkadang aku lupa hakikat diriku.

Tak apalah, aku memang anak yang tidak bisa membahagiakan orang tua dibidang apapun, selama hidupku aku hanya bisa menyusahkan mereka, tapi aku ingin berubah, aku ingin menjadi diriku sendiri, dan ternyata tidak mudah untuk membuat jalur hidup baru yang lebih baik. Melamun mungkin menjadi rutinitas harianku, memikirkan sesuatu yang kadang orang lain tak terbayang untuk memikirkannya.

Tapi inilah aku, inilah diriku yang penuh dan berlumuran dengan dosa-dosa yang aku anggap kecil, tapi nyatanya sesuatu yang kecil bisa menjadi hal yang besar, seperti sampah yang dikumpulkan dari tempat sampah satu kedalam sebuah tempat dan akhirnya menjadi gundugan sampah yang mengganggu lingkungan, pencemaran dan lain sebagainya.

Bodoh memang diriku, tapi aku berusaha untuk menguranginya, bukan untuk menghilanginya. Karena kebodohan aku rasa menjadi sifat seseorang, tapi entah dimana tempatnya. Aku bersembunyi dibalik gempa gempitanya dunia, aku berkaca kepada cermin, tapi cermin hanya bisa memantulkan apa yang bisa dipantulkannya, bukan mengetahui hakikatnya.

Rasanya aku terlalu sombong, atau bahkan terlalu takut dalam menjalani hidup. Hidup yang seharunya aku jalani dengan penuh keikhlasan dan kebahagiannya, sepertinya tak aku lakukan. Seperti katak dalam tempurung, aku hanya bisa bersembunyi, bersembunyi dan bersembunyi.

Tapi suatu saat aku ingin keluar dengan persembunyianku ini, tentunya bukan dengan tampilanku yang dulu, aku ingin tampil beda, aku ingin membawa perubahan pada dunia. Mimpi-mimpi yang ada diotakku yang selama ini aku pendam, suatu saat aku ingin mewujudkannya agar aku tak sia-sia menciptakan mimpi itu.

Terlalu sedikit asam garam yang aku rasakan, aku masih ingin mencicipi garam-garam dilaut, agar aku kebal dengan garam, agar aku lebih banyak makan asam garam, tidak untuk siapa-siapa tapi untuk diriku sendiri. Karena aku yakin hidupku suatu saat nanti tidak tergantung pada siapa-siapa hanya pada diriku sendiri, bukan dirimu, dan dirinya, hanya aku yang tau kehidupanku, hanya aku yang tahu kemana aku akan pergi.

Aku seperti orang kebingungan, tak tau arah, tak tahu tujuan. Kadang aku bertanya kepada tuhan, tapi tuhan menjawab dengan kejadian-kejadian dan terkadang aku tak tahu apa maksut kejadian itu, namun hakikatnya adalah jawaban dari pertanyaanku. Tuhan menjadi tumpuhan hidupku, walau terkadang aku melupakannya, tapi aku yakin Dia tak akan pernah melupakanku, karena aku diciptakannya, dan tak mungkin pencipta melupakan ciptaanya.

Mencari jati diri, adalah kerjaanku setiap waktu, tidak siang, sore, malam maupun pagi, tapi aku tetap saja belum menemukannya, entah sampai kapan aku akan seperti ini, aku tak tahu, aku tak mengerti, aku tak faham.

Dan tulisan ini hanya bentuk pengexpresian dari diriku, yang aku sebut dengan sang filosof yang terjebak dalam pemikiran-pemikiran duniawi, ironis memang. Aku mencoba menciptakan duniaku sendiri, dunia yang penuh dengan mimpi dan angan-angan, karena aku yakin dari mimpi inilah aku bisa melahirkan kenyataan-kenyataan, karena hidup berawal dari sebuah mimpi.

Merajut benang-benang kusut, tak mudah memang, tapi tidak mustahil. Banyak salah memang, tapi tak mungkin berbuat kesalahan terus dan terus,. Perasaan kita saja yang kadang memaksa mengakui suatu perbuatan itu salah padahal terkadang menurut orang lain itu benar, bagaikan dua sisi mata uang logam, ada benar ada salah. Tak mungkin orang itu selalu berbuat salah, dan tak mungkin pula orang itu berbuat benar. Namanya juga manusia, tidak mungkin lepas dari sifat manusianya.

2 komentar:

*EagleOfSun|™ mengatakan...

Wow, makasih atas cerpennya, bukan karena gwe copas tapi alasan yang lain ^-^
Pokonya makasih.

Dharmawan Imam mengatakan...

keren"

Posting Komentar